

Plato berpendapat. Pemikiran Tanpa Pembelajaran adalah Kosong; Pembelajaran Tanpa Pemikiran bahaya. Pendapat plato tidak sekadar permainan kata, melainkan cerminan dari pandangan mendalam dari Plato mengenai pentingnya keseimbangan antara akal budi dan pengetahuan. Dalam dunia yang semakin cepat dan informasi yang melimpah, pesan ini justru semakin relevan.
Bagi Plato, berpikir adalah proses aktif dari jiwa untuk mencapai pemahaman yang sejati. Namun, berpikir saja tidak cukup jika tidak dilengkapi dengan pembelajaran yang terstruktur. Seseorang bisa saja merenung tanpa arah, tanpa dasar, tanpa referensi—yang akhirnya membuat pemikiran tersebut kosong dan tidak berdasar.

Sebaliknya, belajar tanpa berpikir yakni menerima begitu saja semua informasi tanpa refleksi atau pertimbangan kritis—akan melahirkan kepatuhan buta dan potensi manipulasi. Dalam konteks ini, Plato mengingatkan bahwa pembelajaran yang tidak diiringi oleh kemampuan berpikir kritis justru bisa menjadi sumber bahaya.

Plato menjelaskan konsep pendidikan yang ideal. pendidikan bukan hanya transfer informasi, tetapi pembentukan jiwa. Ia mempercayai bahwa manusia memiliki potensi kebaikan dan pengetahuan dalam dirinya, yang harus diingat kembali melalui proses dialektika dan pengasahan logika.
Pendidikan sejati adalah pembelajaran yang mengajak murid untuk berpikir, merenung, mempertanyakan, dan menimbang. Oleh karena itu, guru bukan hanya pemberi informasi, melainkan fasilitator kebangkitan kesadaran.

Dalam era digital saat ini, kutipan Plato terasa sangat aktual. Informasi datang dari berbagai sumber—cepat, banyak, dan tidak selalu benar. Tanpa kemampuan berpikir kritis, kita bisa terjebak dalam opini palsu, disinformasi, atau bahkan propaganda. Inilah yang dimaksud Plato sebagai pembelajaran tanpa pemikiran yang bisa menjadi berbahaya.
Plato mengajak kita untuk tidak hanya menyerap informasi, tetapi juga memprosesnya dengan logika, membandingkan dengan prinsip moral, dan mempertanyakan kebenarannya. Hanya dengan cara ini, pembelajaran akan menghasilkan pemahaman yang sejati
Relevansi dalam Dunia Modern, Sekolah dan institusi pendidikan sering kali hanya menekankan aspek kognitif, seperti menghafal dan menjawab soal. Namun Plato mengingatkan bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang membentuk cara berpikir, bukan hanya menumpuk fakta.

Bisa mengaitkan pesan Plato ini dengan pentingnya kurikulum yang menanamkan kemampuan berpikir kritis, etika, dan filsafat sejak dini. Generasi yang hanya menghafal tanpa memahami akan menjadi pasif; tetapi generasi yang diajak berpikir akan menjadi kreatif, reflektif, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Mengintegrasikan Akal dan Ilmu, Pesan Plato dalam kutipan tersebut sesungguhnya mengajarkan tentang harmoni: antara akal dan ilmu, antara berpikir dan belajar. Ketika dua hal ini berjalan beriringan, maka lahirlah kebijaksanaan. Pemikiran yang didasarkan pada pembelajaran menghasilkan pemahaman yang kuat; sedangkan pembelajaran yang diiringi pemikiran menjadikan ilmu tidak berbahaya, tetapi mencerdaskan.

Dalam dunia yang terus berubah dan informasi yang tak terbendung, kita memerlukan kebijaksanaan Plato lebih dari sebelumnya untuk tidak hanya menjadi cerdas, tetapi juga bijak.
Penulis : Dr. H.M. Suaidi, M.Ag.