
Rektor Institut Binamadani Indonesia, Dr. H. M. Su’aidi, M.Ag, menghadiri undangan sekaligus menjadi pemateri dalam Workshop yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) Pasar Rebo. Kegiatan ini berlangsung di Aula Sekolah Dasar Islam PB Soedirman, Jakarta Timur, dengan mengangkat tema “Integrasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dengan Deep Learning.” (04/09/2025).

Workshop ini dihadiri oleh Ketua KKG PAI Pasar Rebo, Muhamad Mahmudin, S.Pd.I, beserta jajaran pengurus, perwakilan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), serta Kepala Sekolah PB Soedirman. Kehadiran berbagai pemangku kepentingan pendidikan tersebut menunjukkan besarnya perhatian terhadap pengembangan kurikulum yang relevan dengan tantangan zaman.
Dalam pemaparannya, Rektor Institut Binamadani Indonesia menegaskan pentingnya pemahaman atas Kurikulum Berbasis Cinta yang sebelumnya telah dicanangkan dan disosialisasikan oleh Menteri Agama. Ia menjelaskan bahwa terdapat lima asas utama cinta dalam kurikulum ini, yakni cinta kepada Tuhan, manusia, hewan, tumbuhan, dan alam semesta. “Konsep ini merupakan jawaban atas tantangan global, khususnya dalam merespons isu-isu kemanusiaan yang tidak bisa diabaikan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa sistem pendidikan memiliki peran strategis dalam menjawab kompleksitas zaman. Di tengah situasi global yang penuh dengan kekisruhan, nilai kemanusiaan harus dijunjung tinggi dengan prinsip humanity is only one. Menurutnya, melalui Kurikulum Berbasis Cinta, pendidikan tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter yang berlandaskan kasih sayang dan kepedulian terhadap kehidupan.
Rektor juga mengaitkan Kurikulum Berbasis Cinta dengan pendekatan Deep Learning yang telah diterapkan di berbagai tingkatan pendidikan. Integrasi keduanya, menurutnya, akan memperkuat proses pembelajaran yang lebih bermakna, kritis, kreatif, dan kolaboratif. “Kurikulum ini tidak berdiri sendiri, melainkan dapat dikolaborasikan dengan metode pembelajaran modern yang menekankan pemahaman mendalam, sehingga peserta didik mampu menginternalisasi nilai-nilai cinta sekaligus mengasah kompetensi global,” jelasnya.


Kegiatan ini mendapat apresiasi positif dari peserta workshop. Para guru, kepala sekolah, hingga pengurus KKG PAI menyambut baik gagasan integrasi kurikulum tersebut. Mereka menilai, pengembangan kurikulum yang memadukan nilai spiritual, kemanusiaan, dan kecanggihan pendekatan pembelajaran modern akan menjadi bekal penting dalam mencetak generasi yang berkarakter, cerdas, dan siap menghadapi tantangan masa depan.